Segunda, Maiu 19, 2025
Time Timor Magazine
NEWSLETTER
No Result
View All Result
  • Varanda
  • Profil
  • Kultura
  • Edukasaun
  • Politika
  • Ekonomia
  • Opiniaun
    Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

    Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

    Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

    Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

    Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

    Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

    Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

    Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

    Eventu Konsulta Popular –  Faze Desidi Vitoria Povu Maubere

    Eventu Konsulta Popular Desidi Vitoria Povu Maubere

  • Portugues
    Lenda Santa Maria Egipcíaca

    Lenda Santa Maria Egipcíaca

Time Timor Magazine
  • Varanda
  • Profil
  • Kultura
  • Edukasaun
  • Politika
  • Ekonomia
  • Opiniaun
    Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

    Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

    Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

    Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

    Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

    Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

    Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

    Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

    Eventu Konsulta Popular –  Faze Desidi Vitoria Povu Maubere

    Eventu Konsulta Popular Desidi Vitoria Povu Maubere

  • Portugues
    Lenda Santa Maria Egipcíaca

    Lenda Santa Maria Egipcíaca

No Result
View All Result
Time Timor Magazine
No Result
View All Result

“Gadis Desa” dan Expresi Jati diri (bagian kedua)

Time Timor by Time Timor
Maiu 21, 2021
in Opiniaun
5 min read
0
Home Opiniaun
98
SHARES
124
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pe. Urbanus Bunga Lolon, SVD

RELATED POST

Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

Arus Globalisasi  dan Expresi Jati diri

“Gadis desa” tetap berjalan ke depan! Kemarin adalah masa lalu   yang sudah  terlewatkan dan menjadi sejarah atau kenangan dalam hidup. Hari ini adalah fakta yang sedang dihadapi dan menjadi realitas konkrit. Besok adalah harapan yang belum terjawab lalu menjadi mimpi yang ingin digapai. Tulisan berikut masih merupakan sambungan dari bagian pertama lalu menampilkan dua ide pokok.  Ide pertama adalah arus globalisasi dan expresi jati diri. Ide kedua adalah “Gadis desa” menghadapi revolusi industri.

Globalisasi berasal dari kata global yang artinya dunia dan lization artinya proses. Dengan demikian secara etimologis globalisasi artinya proses masuknya sesuatu ke ruang lingkup dunia.

Dalam arti yang lebih luas, globalisasi adalah proses integrasi yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk pemikiran dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Faktor utama yang mendorong saling ketergantungan atau independensi adalah  kemajuan transportasi dan telekomunikasi. Proses globalisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja, ekonomi, sumber daya sosial budaya dan lingkungan alam.

Jati diri berarti ciri-ciri, gambaran, atau keadaaan khusus seseorang atau suatu benda. Jati diri juga berarti identitas, inti, jiwa, semangat, dan daya gerak dari dalam.

Bertolak dari makna globalisasi dan jati diri, muncul pertanyaan, bagaimana “si gadis desa” mengexpresikan  jati diri di tengah arus globalisasi yang tidak bisa dibendung? Ada beberapa model expresi jati diri yang bisa diuraikan sebagai berikut:

Pertama, Mempertahankan jati diri yang asli sebagai warga pribumi dengan memegang teguh pada tradisi dan warisan leluhur. Jati diri ini terlahir dari kesadaran hakiki bahwa wajah asli Timor Leste adalah segala tradisi dan nilai asli warisan leluhur atau nenek moyang yang tidak boleh hilang. Olehkarena itu harus dijaga, dipelihara dan dipertahankan sepajang jaman. Inilah identitas paling asli. Jati diri original! Untuk itu cara berpakaian, tata krama, adat istiadat, gaya hidup tetap berpegang teguh pada tradisi warisan nenek moyang. Mereka tidak terpengaruh oleh segala macam perubahan yang datang dari luar. Inilah kelompok tradsional!

Kedua, Mempertahankan jati diri sambil mengikuti perkembangan globalisasi dan bersikap terbuka. Kelompok ini  hidup dalam sikap menghargai tradisi tapi tidak menutup diri terhadap kemajuan jaman. Mereka menjaga keaslian jati diri tapi tidak tergiring oleh arus globalisasi. Dengan demikian mereka mampu  membawa diri secara  seimbang antara yang tradsional dan modern. Mereka tidak tercabut dari akar budaya  tapi juga tidak tenggelam dengan arus perubahan yang sungguh menantang. Inilah kelompok moderat dalam budaya lalu  mengekspresikan diri secara asli.  

Ketiga, Melepas tradisi  dan nilai-nilai warisan leluhur yang dianggap ketinggalan kereta lalu berkiblat pada perkembangan jaman dan globalisasi. Kelompok ini hidup dengan  mental dan life style kebarat-baratan. Mereka tercabut dari akar budaya.  Mengklaim diri sebagai “anak modern atau anak jaman now.” Sementara itu yang modern adalah bukan “miliknya.” Karena yang modern adalah anonim lalu mereka hidup dalam satu ketergantungan yang hampa.

Mereka merasa yang modern adalah “the best.” Yang tradsional  adalah “out of  date.” Mereka mengidentikan diri seperti orang “barat atau malae” tapi warna kulit dan  bentuk tubuh adalah Timor asli. Disini terlahir generasi baru ”Isin Timor jetu malae.”Artinya  orang berusaha untuk mengidentikan diri dan gaya seperti  orang “barat atau malae”  tapi warna kulit dan bentuk tubuh sungguh Timor asli.

Ke-empat, Membuat kombinasi antara yang tradisional dan yang modern lalu menghasilkan gaya hidup baru. Kelompok ini bergaya “kritis dan inovatif” dalam menyeleksi arus globalisasi. Artinya mereka  sungguh mengekspresikan diri dengan tidak tecabut dari budaya asli. Juga tidak tergiring oleh perkembangan jaman. Mereka berkreasi untuk mengkombinasikan yang tradisional dan yang modern.

Mereka membuat modifikasi dengan menghasilkan satu gaya baru lewat perpaduan antara yang tradisional dan modern. Misalnya lagu-lagu daerah asli  diiringi  dengan gaya musik modern. Tais tradisional warisan leluhur dijahit dengan kombinasi gaya modern. Berpakaian tradisional tapi dengan tata rias gaya baru. Ceritera rakyat dipentas  dalam bentuk teater modern. Inilah generasi invatif dan produktif lalu bisa menjadi “asset” masa depan Timor Leste!

Kelima, Bersikap apatis dan malas tau. Kelompok ini bersikap masa bodoh terhadap tradisi dan budaya warisan leluhur dan juga tidak menghiraukan segala jenis perubahan. Dengan demikian pengatahuan mereka akan budaya sendiri sangat terbatas. Semetara itu segala jenis perubahan juga tidak dipahami secara baik. Perkembangan mereka  adalah “jalan di tempat” lalu mengekpresikan diri apa adanya. Artinya  mereka puas dengan diri sendiri tanpa  ada “sense of belonging” terhadap budaya asli dan juga bersikap masa bodoh terhadap perkembangan jaman.

Mereka bersikap konsumtip dan menikmati hidup dengan “mental hari ini untuk hari ini!” Dengan demikian mereka lebih bergaya “manja-manja  badan” lalu meminimalisir kegiatan dalam kehidupan bersama sebagai makluk sosial. Ada sikap “enjoy life lalu menutup diri  sebagai anggota masyarakat. Ada gaya apatis dan malas tau lalu mengarah kepada spiritualitas hidup untuk diri sendiri atau egois.  Inilah kelompok generasi “easy going” lalu perkembangannya adalah “jalan di tempat!”

Ke-enam, Melepas budaya asli lalu mengidolakan hak asasi dan demokrasi. Gaya hidup ini melihat warisan budaya asli tidak relevan dengan  perkembangan hak asasi manusia dan demokrasi modern. Akibatnya dengan alasan  hak asasi dan demokrasi mereka  mengabaikan norma dan tradisi warisan leluhur. Selanjutnya bergaya hidup  santai dan konsumtip. Dalam segala urusan mereka menolak proses  yang lama atau perjuangan yang serius. Mereka mau cepat   dapat hasil! Inilah kelompok generasi yang melepas budaya kerja keras, mengagungkan hak asasi dan demokrasi lalu bertumbuh gaya “instant mentality.”

Yah, “si gadis desa” sebagai anggota komunitas Internasional tidak bisa menutup diri terhadap arus globalisasi. Jaman sudah berubah. Dunia sudah tanpa ada batas atau borderless world. Batas negara hanyalah urusan administrasi sementara setiap orang bisa kemana saja karena dunia sudah sangat terbuka.

Arus globalisasi membuat dunia seperti sebuah “kampung raksasa” yang bisa dijangkau karena kemajuan transportasi dan telekomunikasi. Dengan demikian setiap orang tinggal memilih untuk mengexpresikan diri dalam menampilkan jati diri. “Gadis desa” tinggal memilih: Kalah atau menang dengan arus globalisasi! Berdamai atau Kerjasama dalam segala kemajuan jaman! Atau hanya berdiri pasang badan sebagai penonton alias masa bodoh terhadap globalisasi? “Si gadis desa” PASTI BISA!

Tags: gadis desajatti diri
Share39Tweet25Share10

Related Posts

Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa
Opiniaun

Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

Abril 26, 2025
Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza
Opiniaun

Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

Abril 20, 2025
Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu
Opiniaun

Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

Fevereiru 26, 2025
Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili
Opiniaun

Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

Fevereiru 23, 2025
Eventu Konsulta Popular –  Faze Desidi Vitoria Povu Maubere
Opiniaun

Eventu Konsulta Popular Desidi Vitoria Povu Maubere

Augostu 29, 2024
Rafael Savio “Profesor Kontratadu Kontinua Hala’o Knar”
Opiniaun

Rafael Savio “Profesor Kontratadu Kontinua Hala’o Knar”

Janeiru 22, 2024
Next Post
“Gadis desa” menghadapi Revolusi Industri

“Gadis desa” menghadapi Revolusi Industri

Misa Aksaun Grasa Komemora Loron Padrueira Cristal

Misa Aksaun Grasa Komemora Loron Padrueira Cristal

Indonesia Besik Finaliza Vasina Kontra Covid – 19

Indonesia Besik Finaliza Vasina Kontra Covid – 19

Horta: Eskola Online iha TL Benefisia De’it Parte Balu

Horta: Eskola Online iha TL Benefisia De’it Parte Balu

Ukun Aan besik Tinan 20:  Povu Ki’ik Kontinua Halerik ba Be’e Mo’os

Ukun Aan besik Tinan 20: Povu Ki’ik Kontinua Halerik ba Be’e Mo’os

Discussion about this post

Kalohan Hosting
ADVERTISEMENT
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us
Call Us: +670 7704 2527

© 2021 Time Timor Magazine - Hosted by Kalohan.NET.

No Result
View All Result
  • Varanda
  • Profil
  • Kultura
  • Edukasaun
  • Politika
  • Ekonomia
  • Opiniaun
  • Portugues

© 2021 Time Timor Magazine - Hosted by Kalohan.NET.

Dep