Domingo, Maiu 18, 2025
Time Timor Magazine
NEWSLETTER
No Result
View All Result
  • Varanda
  • Profil
  • Kultura
  • Edukasaun
  • Politika
  • Ekonomia
  • Opiniaun
    Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

    Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

    Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

    Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

    Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

    Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

    Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

    Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

    Eventu Konsulta Popular –  Faze Desidi Vitoria Povu Maubere

    Eventu Konsulta Popular Desidi Vitoria Povu Maubere

  • Portugues
    Lenda Santa Maria Egipcíaca

    Lenda Santa Maria Egipcíaca

Time Timor Magazine
  • Varanda
  • Profil
  • Kultura
  • Edukasaun
  • Politika
  • Ekonomia
  • Opiniaun
    Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

    Sarani TL Kontinua Reza ba Amu Papa

    Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

    Komunidade Bebonuk Afeta Eviksaun Governu Seidauk Indeminiza

    Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

    Parlamentu Orgaun Soberana La’os Fatin Hodi Tinzu

    Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

    Udan La To’o Oras : Bee Nakonu Iha Cidade Dili

    Eventu Konsulta Popular –  Faze Desidi Vitoria Povu Maubere

    Eventu Konsulta Popular Desidi Vitoria Povu Maubere

  • Portugues
    Lenda Santa Maria Egipcíaca

    Lenda Santa Maria Egipcíaca

No Result
View All Result
Time Timor Magazine
No Result
View All Result

Menyoroti Pendidikan yang Salah

Time Timor by Time Timor
Jullu 6, 2022
in Edukasaun
7 min read
0
Home Edukasaun
44
SHARES
56
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Berbicara tentang Pendidikan itu menarik. Maklumlah Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang  sangat vital. Banyak perubahan dan perkembangan dalam kehidupan manusia berawal dari Pendidikan. Dengan demikian Pendidikan adalah kunci kemajuan kehidupan baik secara pribadi maupun bersama-sama. Bahkan nasib dan masa depan sebuah bangsa atau negara sangat ditentukan oleh proses Pendidikan dan sistem kurikulum yang digunakan.

RELATED POST

Sarani Bebonuk Hetan Vizita husi Illas Peregrina

Etica Profesional ba Educador sira iha Timor-Leste

Kendatipun demikian tapi tidak bisa diingkari bahwa dalam realitas harian juga terlihat adanya proses Pendidikan yang salah. Ada enam kesalahan utama yang mempunyai dampak yang sangat fatal terhadap esensi Pendidikan. Ke-enam kesalahan itu antara lain:

  1. Bergesernya Fungsi Keluarga dari Fungsi Edukasi kepada Fungsi Ekonomi

Pada dasarnya Pendidikan itu berawal dari dalam keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi setiap anak dan orang tua sebagai guru utama. Hal ini karena setiap orang lahir dari keluarga yaitu dari bapa dan ibu. Proses edukasi terhadap anak berawal dari sejak terbentuknya anak dalam kandungan  seorang ibu.  Artinya sorang anak mulia menikmati proses Pendidikan dari masa pra-lahir yaitu anak masih di dalam kandungan ibu. 

Selanjutnya proses Pendidikan akan menjadi lebih nyata sejak anak lahir. Dengan demikian rumah atau keluarga menjadi sekolah sementara para orang tua adalah guru bagi seorang anak. Proses Pendidikan dalam keluarga berjalan secara natural karena salah satu fungsi dari kehidupan berkeluarga  adalah Pendidikan anak.

Fungsi ini tidak bisa tergantikan atau tergeser dengan fungsi yang lain. Akan tetapi dalam kenyataan fungsi edukasi   ini tergeser oleh desakan ekonomi atau alasan kesibukan  tertentu lalu keluarga “menitipkan” Pendidikan anak hanya berjalan di sekolah. Artinya orang tua lebih berfokus untuk mencari kebutuhan ekonomi keluarga lalu mengabaikan proses Pendidikan anak. Keluarga atau rumah tidak lagi sebagai sekolah bagi seorang anak tapi  hanya menyediakan kebutuhan ekonomi.

Fakta ini merupakan sebuah kesalahan yang fatal dari Pendidikan. Faktor ekonomi adalah kebutuhan dasar dari keluarga tapi Pendidikan tidak boleh tergeser oleh alasan ekonomi. Karena pada dasarnya rumah atau kelurga adalah sekolah pertama bagi seorang anak. Selanjutnya yang  menjadi guru utama adalah orang tua.

  • Pendidikan Gratis antara Tujuan dan Realitas

Kata “gratis” menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya cuma-cuma, tidak pungut biaya. Pendididkan gratis artinya para siswa tidak membayar uang sekolah. Mereka sekolah  tanpa butuh biaya. Semua fasilitas dan kebutuhan sekolah menjadi tanggungan pemerintah. Para siswa hanya membeli buku tulis, pulpen dan pakaian seragam. Semua kebutuhan  dan fasilitas lain disiapkan oleh pemerintah lewat sekolah.

Tujuan dari Pendidikan gratis adalah untuk membantu warga agar setiap anak bisa menikmati pendidikan formal secara  maksimal. Selain itu juga  untuk membantu keluarga  yang miskin supaya  bisa mendapat kesempatan untuk menyekolahkan anaknya. Dengan kata lain ada pemerataan Pendidikan untuk semua orang.

Tujuan dari Pendidikan gratis adalah mulia. Artinya membantu warga dan memberi kesempatan kepada setiap  orang  untuk bisa menikmati Pendidikan  formal. Akan tetapi  hal yang gratis atau diperoleh dengan  cuma-cuma dapat mengurangi nilai rasa respek dan daya juang. Anak didik kurang memberi respek kepada para pendidik atau guru di sekolah. Selain itu karena   sekolah gratis juga mempengaruhi daya juang anak  untuk  bersaing secara akademik  lalu dapat meningkatkan kualitas Pendidikan. 

Selanjutnya dari pihak orang tua juga tidak merasa ada “beban biaya Pendidikan anak” lalu mereka tidak memberi perhatian secara maksimal terhadap anak. Orang tua hanya ”menunggu” hasil akhir dari ujian sekolah dan merasa bahwa anak mereka “wajib lulus” karena semuanya gratis. Hasil akhir  diperoleh  dengan cuma-cuma!

Bertolak dari realitas di atas maka Pendidikan gratis itu mempunyai dampak yang besar terhadap proses dan  hasil dari Pendidikan  itu sendiri.  Artinya Pendidikan gratis mempengaruhi proses Pendidikan di sekolah dan hasil akhir  atau kualitas dari pendidian itu sendiri.

  • Sistem “Katrol Nilai”

Katrol nilai artinya menaikan  hasil ujian anak atau siswa supaya bisa mendaptkan nilai yang baik. Dengan cara seperti ini tujuannya adalah untuk membantu anak supaya  anak bisa lulus ujian. Praktek “kebaikan hati” seperti ini sering terjadi pada saat anak memasuki ujian akhir atau pada kelas terkahir menjelang ujian kelulusan dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah atas.

Untuk menentukan kelulusan anak atau kenaikan kelas biasanya ada standar  tertentu baik untuk sekolah yang bersangukutan maupun untuk tingkat nasional. Standar itu dipakai untuk menentukan kualitas output atau kelulusan anak. Artinya ada  syarat atau rumus tertentu yang  dipakai untuk mendapatkan nilai akhir yang harus ditulis pada rapor atau ijazah.

Dalam praktek proses Pendidikan, sistem “katrol nilai”  bukan lagi menjadi  rahasia. Setiap kali ujian, praktek  “katrol nilai” dengan tujuan yang sangat mulia yaitu untuk membantu supaya anak atau siswa bisa lulus dalam ujian.

Sistem “katrol nilai” dilakasankan baik secara pribadi oleh guru bidang studi ataupun berdasarkan kesepakatan bersama oleh  para guru di sekolah. Bahkan “katrol nilai” juga menjadi “kesepakatan nasional” dalam menentukan nilai akhir siswa suapaya bisa lulus pada akhir ujian dari  tingkat sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengah atas.

Praktek sistem ini mempunyai tujuan yang baik yaitu membantu anak. Akan tetapi  pada saat yang sama juga sungguh mencoreng martabat  Pendidikan  karena menunjukan kegagalan akan pendidikan yang disembunyikan dengan cara “katrol nilai.” Anak dinyatakan  berhasil tapi bukan hasil keringat sendiri. Hasil dari praktek “katrol nilai” lalu anak merasa bangga dalam satu kepalsuan yang semu.

  • Skripsi dan Bisnis

Skripis adalah tulisan ilmiah yang bersifat akademik sebagai salah  satu syarat  kelulusan terakhir bagi mahasiswa di tingkat perguruan tinggi. Menulis skripsi merupakan tuntutan dari kampus untuk menguji kemampuan dan daya nalar dari mahasiswa lewat karya tulis yang bersifat  akademik. Skripsi bisa bersumber dari buku-buku dan teori yang dipelajari lalu dikawinkan dengan penelitian  dari lapangan yang dilakukan secara ilmiah.

Skripsi juga bisa dalam bentuk laporan dari hasil karya dan praktek di lapangan lalu diolah dengan teori yang  dipelajari di kampus. Yang terpenting adalah bagaimana merangkai  bahasa untuk menjadikan sebuah tulisan ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan secara akademik.

Yang menjadi persoalan adalah kemampuan setiap  mahasiswa  untuk menulis skripsi  adalah tidak sama. Atas dasar ini lalu tidak jarang mahasiwa meminta bantuan dari orang lain untuk menulis skripsinya. Yang menulis skiripsi bisa dari dosen di kampus yang sama dengan mahasiswa tersebut atau juga orang lain. Praktek ini menjadi “rahasia” antara mahasiwa dan “penulis skripsi.”

“Jasa baik dosen” atau orang lain yang menulis skripsi bukan hanya dibayar dengan kata “terima kasih.” Ada harga tertentu yang menjadi kesepakatan bersama antara mahasiwa dan  “penulis” skripsi.  Ketika mulai tawar-menawar harga akan satu tulisan skripsi maka disana unsur bisnis mulai berperanan.

Dengan demikian skripsi dan bisnis adalah praktek dalam dunia Pendidikan yang mencoreng kualitas Pendidikan itu sendiri. Ini adalah praktek yang salah tapi dihidupi karena saling membutuhkan. Mahasiwa butuh  tulisan skripsi supaya bisa wisuda. “Penulis skripsi” butuh uang  karena tuntutan ekonomi dan biaya hidup. 

  • Nepotisme

Menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “Nepotisme”   berarti: perilaku yang  memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada kerabat dekat, kecenderungan untuk mengutamakan  atau menguntungkan sanak saudara sendiri terutama dalam pangkat di lingkungan pemerintah, tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan.

Pemakaian kata ini semakin berkembang  dan luas sehingga tidak hanya dipakai untuk kalangan pemerintah tapi juga mencakup berbagai bidang kehidupan lain. Dalam konteks Pendidikan, nepotisme mengarah  kepada proses seleksi penerimaan siswa dan mahasiswa baru. Juga dalam proses penentuan hasil akhir ujian  baik di sekolah maupun di kampus.

Gaya nepotisme dalam bidang Pendidikan menghasilkan adanya “keberhasilan yang mulus” tanpa ada  perjuangan yang serius. Adanya “jalur khusus” yang memperlancar  hasil akhir tanpa melewati proses yang  wajar. Mentality dan gaya seperti ini sungguh mencoreng kualitas Pendidikan  karena  sekolah atau kampus adalah lembaga Pendidikan formal dalam proses pembentukan karakter  dan pribadi yang baik.

  • Money oriented

Uang mempunyai peranan yang sangat sentral dalam  kehidupan manusia. Dengan uang bisa memperlancar semua urusan. Dalam bidang Pendidikan, faktor  uang juga menjadi sangat penting.

Akan tetapi ketika sekolah lebih berorientasi pada uang dengan mengabaikan unsur akademik dan kualitas  maka dengan sendirinya akan mencoreng esensi dari Pendidikan itu sendiri. Ketika  para guru dan staf Pendidikan berorientasi pada uang maka sekolah hanyalah sebagai ladang bisnis untuk kebutuhan pribadi lalu mengabaikan tujuan Pendidikan.

Yah, sungguh dipahami bahwa  untuk Pendidikan dan sekolah butuh uang. Akan tetapi faktor uang perlu dikelolah secara wajar  sehinggu sungguh mendukung tujuan Pendidikan itu sendiri. Hal ini karena  money oriented dalam bidang Pendidikan adalah mentality yang salah lalu merusak mutu Pendidikan.

Inilah enam kesalahan mendasar yang sungguh merusak kualitas  Pendidikan. Ketika “kesalahan ini” dilihat sebagai bukan sebuah masalah maka sekolah sedang  menyiapkan generasi semu dengan sumber  daya manusia yang kalah bersaing dengan tuntutan jaman yang sungguh menantang. Untuk itu dibutuhkan pemahaman yang benar tentang Pendidikan karena Pendidikan adalah kunci utama untuk menyiapkan masa depan  gereja dan bangsa.

*Penulis adalah Pastor Misionaris SVD

Tags: Menyoroti Pendidikan yang Salah
Share18Tweet11Share4

Related Posts

Sarani Bebonuk Hetan Vizita husi Illas Peregrina
Edukasaun

Sarani Bebonuk Hetan Vizita husi Illas Peregrina

Abril 7, 2025
Etica Profesional ba Educador sira iha Timor-Leste
Edukasaun

Etica Profesional ba Educador sira iha Timor-Leste

Marsu 30, 2025
Edukasaun Nivel Basiku Kontinua Iha Problema
Edukasaun

Edukasaun Nivel Basiku Kontinua Iha Problema

Marsu 25, 2025
Moras Lahadaet  Kontinua Aumenta iha TL
Edukasaun

Moras Lahadaet Kontinua Aumenta iha TL

Marsu 20, 2025
Faviola: Rekursu Humanu – Fasilidade Iha ISC Prontu Fasilita Prosesu Ensinu
Edukasaun

Faviola: Rekursu Humanu – Fasilidade Iha ISC Prontu Fasilita Prosesu Ensinu

Marsu 7, 2025
Timor – Leste Selebra: Ezistensia Grupu Arautos Evanjelho ba tinan Ida
Edukasaun

Timor – Leste Selebra: Ezistensia Grupu Arautos Evanjelho ba tinan Ida

Fevereiru 23, 2025
Next Post
Kongregasaun FMA Hala’o Certame iha Cristal Hodi Komemora Tinan Ezistensia

Kongregasaun FMA Hala’o Certame iha Cristal Hodi Komemora Tinan Ezistensia

Folin Necesidade Básika Kontinua Aumenta: Emprejariu Nasional husu Governu Hamenus Birokrasia

Folin Necesidade Básika Kontinua Aumenta: Emprejariu Nasional husu Governu Hamenus Birokrasia

FM Hakarak Timoroan hotu Luta ba Ekonomia

FM Hakarak Timoroan hotu Luta ba Ekonomia

Hafoin RI – TL, Rezolve Fronteira Rai Maran Kontinua ba Liña Tasi

Hafoin RI – TL, Rezolve Fronteira Rai Maran Kontinua ba Liña Tasi

Ilidio Mendonça “Mai Ita Halo Reflesaun iha  Loron  Falintil”       

Ilidio Mendonça “Mai Ita Halo Reflesaun iha  Loron  Falintil”       

Discussion about this post

Kalohan Hosting
ADVERTISEMENT
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact Us
Call Us: +670 7704 2527

© 2021 Time Timor Magazine - Hosted by Kalohan.NET.

No Result
View All Result
  • Varanda
  • Profil
  • Kultura
  • Edukasaun
  • Politika
  • Ekonomia
  • Opiniaun
  • Portugues

© 2021 Time Timor Magazine - Hosted by Kalohan.NET.

Dep